Breaking News

Fosil Berumur 228 Juta Tahun Ditemukan Di Batam


Fossil yang ditemukan tim Jelajah Bumi BAB
Berliannews.com - Batam | Biasanya, Ganna dan kawan kawannya di Jelajah Bumi BAB, sebuah komunitas pecinta Alam masuk ke kawasan hutan hampir setiap ada waktu diakhir pekan. Namun, akhir pekan seminggu lalu membawa kejutan bagi Ganna cs. Ganna yang basicnya memang dari Geologi menemukan sebentuk jejak yang setelah diamati dan teliti dengan baik ternyata jejak dari fossil yang diperkirakan sudah berumur 228 juta tahun. 

Bagi Ganna, temuan fossil ini sangat aneh dan membingungkan karena biasanya ditemukan laut ataupun bekas lautan. tetapi kali ini justru ditemukan di daratan. tepatnya di tengah kawasan hutan wisata Muka Kuning.  " gak habis pikir, kok bisa seperti ini ya kejadiannya." demikian Ganna mengungkapkan kepada Berliannews.com.

Menurut Ganna Jejak Fossil ini dinamakan Petroxestes/Bukaan yang dangkal.Ditemukan pada Sandstone keras dan kompak yang termasuk ke dalam Formasi Duriangkang yang berumur Triasic Late (±228 juta tahun yang lalu).Jejak fosil ini terbentuk hasil dari aktifitas mytilacea (merupakan keluarga kerang), sebagai akibat dari guncangan, yang membuat spesies ini membuat parit kecil untuk menahan dirinya (mempertahankan posisi agar tidak terhempas).

Ganna menemukan Fossil ini ketika sedang melakukan kegiatan pemetaan bukaan lahan hutan dan menghitung potensi ancaman bukaan lahan terhadap keberadaan DAS ( Daerah Aliran Sungai ) Duri Angkang. " DAS Duri Angkang dan DAS Muka Kuning adalah dua DAS besar yang menopang keberadaan Air permukaan di waduk waduk besar di Batam. Tentunya selain curah hujan.Ancaman terhadap DAS ini adalah ancaman terhadap keberlangsungan  kehidupan di Batam. Kami berbuat semaksimal mungkin agar DAS ini tidak rusak dan tercemar pembangunan. " demikian Ganna menjelaskan awal penemuan Fossil tersebut. 

Temuan fossil Ganna setidaknya membuka sebuah kesimpulan, bahwa besar kemungkinan jejak jejak fossil lain bisa jadi dulu ada dari beragam spesies dan belum sempat diteliti. Mereka hancur dan hilang karena pembangunan yang membuka lahan tanpa meneliti terlebih dahulu kekayaan dan keanekaragaman hayati dilahan tersebut. Kekayaan yang mungkin nilainya tak terhingga. Batam sendiri dikenal sebagai daerah dengan keanekaragaman hayati endemik yang tinggi, yang tak ditemukan ditempat lain. 

Sebelum menutup perbincangan dengan kru Berliannews.com, Ganna menyerukan agar seluruh elemen yang ada di Batam peduli terhadap lingkungan secara nyata. " lakukan penanaman di daerah daerah hutan yang sudah rusak,agar mereka tidak lagi menjadi bangunan. agar tidak ada lagi alasan karena sudah terlanjut dibuka, dialokasikan saja sekalian. Batam pulau kecil dengan berjuta kekayaan yang belum terexplorasi. Fossil ini salah satu potensi wisata konservasi dan juga wisata pendidikan yang belum dikembangkan di Batam. Mungkin masih banyak yang lain, mari bersama kita menjaga kelestarian Hutan Batam. Demi kelangsungan kehidupan, dan generasi penerus kita nanti. " demikian Ganna mengakhiri kepada Berliannews.com. ( Arif )