Amerika Sarikat Akan Support Program Anti Narkoba di Indonesia Melewati LSM
Rosano dan James T Walsh |
Berliannews.com-Nasional | Sama seperti Indonesia yang berada dalam status Darurat Narkoba, Amerika Sarikat juga ternyata mengalami masalah terkait Narkoba yaitu tingginya kematian akibat Overdosis yang mencapai jumlah 66.000 jiwa pertahun. Dengan musuh yang sama, Amerika Sarikat berkomitmen untuk membantu Indonesia dalam melakukan upaya pemberantasan Narkoba.
Hal ini ditegaskan oleh James A Walsh, Asisten Deputi Internasional Narcotics and Law Enforcement (INL ) Kementrian Luar Negeri Amerika Sarikat (AS ).Walsh mengatakan bahwa Washington akan terus melanjutkan sejumlah program yang telah dilaksanakan di Tanah Air sejak beberapa waktu terakhir. "Seperti memberikan bantuan teknis kepada otoritas Indonesia, program perbantuan penegakan hukum, serta program pencegahan peredaran via maritim," jelas Walsh.
Walsh juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan meneruskan supply and demand reduction programs -- skema program AS yang berupaya untuk memutus peredaran narkotika dengan menghentikan penawaran dan permintaan."Elemen program itu akan terus diberikan kepada berbagai organisasi non-pemerintah dan pihak berwenang di Indonesia yang terkait," papar Walsh.
Melanjutkan penjelasannya, Walsh juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan terus mendorong Kepolisian RI -- bersinergi dengan masyarakat Indonesia -- untuk mulai menerapkan prinsip pemolisian komunitas dalam melakukan pencegahan peredaran narkotika langsung di komunitas yang rawan.
Salah satu poin dari komentar James Walsh yang cukup signifikan seputar kebijakan AS dalam membantu Indonesia melawan peredaran narkotika adalah, penekanannya untuk membantu pencegahan peredaran via laut dan maritim -- akses masuk ke Indonesia yang mudah dan vital.
Badan Narkotika Nasional (BNN) turut mengafirmasi bahwa jalur laut dan maritim merupakan 'rute favorit' bagi penyelundup narkotika. Demikian seperti dikutip dari BNN.go.id."Hal ini mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki bibir pantai yang panjang, serta memungkinkan adanya pelabuhan tersembunyi atau 'pelabuhan tikus'. Pelabuhan-pelabuhan seperti ini yang dapat mempermudah para penyelundup untuk mendistribusikan barang haram tersebut," papar BNN dalam situsnya tersebut.
Selain itu, penekanan Walsh yang menggarisbawahi negara seperti Kamboja dan Laos yang dianggap krusial dalam peredaran narkotika di kawasan Asia Tenggara, selaras dengan pandangan BNN. "Narkoba biasa diselundupkan melalui Sungai Mekong, yang melintasi negara-negara Asia Tenggara seperti Myanmar, Kamboja, dan Laos. Oleh karena itu memang dibutuhkan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menghadang distribusi narkoba tersebut," jelas BNN.
Rosano, Presiden DPP LSM Berlian yang merupakan salah satu organisasi non pemerintah yang fokus dalam pemberantasan Narkoba menyambut baik niat dari Amerika Sarikat ini. " Sejauh urusannya terkait pemberantasan Narkoba, Kita akan dukung siapapun itu. Tapi tetap kita akan kedepankan kajian-kajian komprehensif dan analisa intelektual terhadap jenis-jenis program yang masuk ke Indonesia. jangan sampai mau berantas Narkoba, justru Narkoba akan semakin banyak. " singkat Rosano memberikan komentar. ( Red )